Archive for January, 2011

Kata-kata SBY yang Mengguncang Dunia

Posted: 30 January 2011 in 1
lagi lagi malam minggu saya habiskan waktu untuk menonton metroTv dimana siaran Face2face with Desi Anwar merupakan tayangan fovoritku. kata-kata demi kata seakan tidak mau ketinggalan, saking minat dgn program yang satu ini. bagi yang belum sempat untuk menonton secara live bisa nonton siaran ulang di Richard-Greene.
rasa tidak puas dan ingin tahu yang sangat dalam tentang apa yg dibahas di acara face2face with desi Anwar di metroTv saya juga mencari beberapa kutipan di internet, salah satunya kutipan dari website sekretariat negara dan  saya ulas sebagai berikut:
ADA kesamaan kemampuan berbicara antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Hussein Obama. Ketika keduanya berbicara tentang dunia Islam secara tepat dan memukau, maka Richard Greene akhirnya menobatkan kedua tokoh itu sebagai “orang yang kata-katanya mampu mengguncang dunia”.

Penobatan itu disampaikan Greene dalam buku Word That Shook The World dengan subjudulAddendum: The First Decade of The 21st Century. Buku setebal 74 halaman dengan cover luks, itu diserahkan Greene kepada Presiden SBY di Hotel Westin, Toronto, Kanada, Sabtu (26/6) sore waktu setempat atau Minggu dinihari waktu Indonesia.

Siapa Greene? Harian Sunday Times menyebut Greene sebagai “Master Kharisma”. Sebutan ini melekat pada Greene karena mantan pengacara ini telah memberi jasa strategi komunikasi danpublic speaking bagi sejumlah tokoh di lebih 25 negara. Ia menjadi konsultan komunikasi bagi presiden, perdana menteri, selebritis dunia, dan pimpinan perusahaan terkemuka. Ia juga telah tampil lebih dari 500 kali di televisi, di antaranya CNN, ABC, NBC, CBS, dan The BBC.

Greene semula dikenal sebagai pengacara yang memiliki kemampuan berbicara memukau. Namun ketika ia berada di puncak karier sebagai pengacara, ia justru “banting setir” menjadi konsultan komunikasi. Ia lantas mendirikan lembaga nirlaba sekolah tingkat atas bernama Words That Shook The World yang bergerak “mencetak” generasi muda menjadi orator dan pemimpin masa depan.

Greene mengaku terkesan ketika SBY berpidato di Universitas Harvard, Amerika Serikat, 30 September 2009. Saat itu, SBY menyampaikan materi soal Islam dan Barat. Pidato yang berkali-kali disambut tepuk tangan riuh dari hadirin dan penghormatan sambil berdiri (standing applause), juga menjadi perhatian Richard Greene, sang “Master Kharisma” itu.

Melihat ada yang istimewa dari pidato itu, Greene lantas menemui SBY saat itu juga. Ia meminta izin pada SBY untuk membukukan materi pidato itu. “”Saya menerima permintaan Greene yang minta diabadikan dalam sebuah buku dan dipadukan dengan pidato Obama,” kata SBY.

Hanya dalam beberapa bulan, buku itu bisa diterbitkan Greene dalam addendum buku Words That Shook The World.
Greene mengaku, pidato SBY sangat mengesankan dan bagi dia apa yang disampaikan Presiden kelahiran Pacitan 9 September 1949 itu menarik dan membuka mata dunia, khususnya Barat yang selama ini memandang Islam sebagai sebuah kekerasan, bukan kesejukan.

“Di abad ke 21, tren utama di dunia adalah sikap toleransi antar umat beragama dan ras. Sikap rasisme dan diskriminasi sudah harus dihilangkan.Justru pernikahan antar ras kini sudah mulai terjadi. Tidak ada lagi warna, agama dan etnis,” kata SBY dalam bagian pidatonya.
SBY juga menjadikan keluarga Barack Obama sebagai contoh hubungan multikulturalisme yang sehat. Dengan latar belakang keluarga yang multi ras Kenya dan Indonesia Obama mampu menciptkan keluarga yang harmonis.
“Pemikiran Presiden Yudhoyono dengan konsep soft power dan mengutamakan kepemimpinan dengan hati menjadi sebuah kekuatan untuk mempengaruhi dunia,” kata Green saat menyerahkan buku kepada Presiden SBY.

Banyak pihak menilai, pidato SBY itu merupakan jawaban atas pidato Obama di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir 4 Juni 2009. Obama juga menyampaikan materi pidato tentang Islam dan Barat. Pidato itu mendapat sambutan luar biasa, dari kalangan Islam maupun Barat. Obama tidak menempatkan Islam sebagai paham yang radikal dan mengganggu perdamaian dunia. Ia justru melihat potensi perdamaian dalam Islam. Karena itu, Barat atau Amerika perlu bekerja sama dengan Islam.

Sebagai pelengkap, dalam buku itu, Greene juga mengutip beberapa kalimat yang dinilainya memiliki keistimewaan karena konteks yang tepat. Di antara kalimat yang dikutip adalah opini SBY di Majalah The Economist tentang “menuju harmoni peradaban”, dan pidato SBY dalam konferensi internasional membangun kedamaian abadi di Aceh.

Greene melihat SBY sebagai sosok yang merupakan perpaduan antara musikus, prajurit, orang yang memiliki perhatian kuat pada lingkungan (environmentalist), dan promotor peradaban dunia.

Buku karya Greene terbagi dalam dua kelompok besar yaitu bab tentang Barack Obama dan bab satunya tentang Presiden SBY. Keduanya diteropong secara sama yakni dengan kutipan-kutipan yang dinilainya mampu mengguncang dunia. Bab tentang Obama juga dilengkapi dengan foto ketika Obama kecil berada di Jakarta.

Greene juga menukil sejumlah kalimat pengguncang dunia yang disampaikan oleh tokoh-tokoh dunia dan telah menjadi sejarah. Mereka di antaranya adalah Winston Churchill, John F Kennedy, Martin Luther King Jr, dan Jenderal Douglas MacArthur.